Halo Investor !,
Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu jenis reksadana yang masih masuk cakupan para pengoleksi investasi konservatif dengan fluktuasi dan resiko cukup rendah akan tetapi berpotensi memiliki return yang cukup baik, yaitu reksadana pendapatan tetap. Profil resiko reksadana pendapatan tetap berada di tengah-tengah reksadana pasar uang yang paling low risk dan reksadana campuran yang sedikit menyentuh profil high risk.
Reksadana pendapatan tetap atau fixed income fund adalah jenis reksadana yang mengalokasikan paling tidak 80 persen dari dana kelolaannya ke dalam bentuk obligasi, sukuk atau surat utang. Berbeda dengan reksadana pasar uang yang menginvestasikan 100 persen dari dana yang terkumpul ke instrumen pasar uang seperti deposito serta obligasi berjangka waktu 1 tahun, obligasi yang dimiliki oleh reksadana pendapatan tetap memiliki jatuh tempo di atas 1 tahun.
Frase pendapatan tetap memiliki keterkaitan terhadap nature reksadana ini yang secara berkala memberikan timbal balik berupa bunga yang biasanya berbentuk kupon kepada para pemegangnya. Sebagian besar manajer investasi akan menginvestasikan kembali kupon tersebut, dengan tujuan mengoptimalkan hasil investasi.
lalu apakah reksadana ini akan selalu memberikan keuntungan secara pasti ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita ambil salah satu instrumennya yaitu obligasi. Obligasi adalah bentuk pengakuan utang dari pihak pemberi ke pihak penerima obligasi. Pihak penerima atau pembeli obligasi akan memberikan sejumlah modal kepada pihak pemberi yang nantinya akan dimanfaatkan pihak pemberi (bisa berupa perusahaan atau pemerintah) untuk mengembangkan usaha mereka. Sebagai imbalan, pihak pemberi akan membayarkan pokok utang secara periodik dan bunga pinjaman.
Harga obligasi sendiri sangat erat kaitannya dengan penurunan atau kenaikan suku bunga. Saat suku bunga turun harga obligasi akan naik yang secara langsung akan mengerek kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Sebaliknya bila suku bunga naik, nilai obligasi akan turun dan berimbas pada turunnya NAB reksadana pendapatan tetap.
Bisa kita ambil kesimpulan bahwa keuntungan maupun resiko yang dihadapi reksadana pendapatan tetap dipengaruhi dari performa investasi yang dipilih oleh manajer investasinya, serta faktor ekonomi external seperti suku bunga. Anda juga dapat menghitung sendiri keuntungan sebuah reksadana.
Tahun 2019 merupakan tahun yang baik bagi reksadana pendapatan tetap. Salah satu faktor utama yang mendongkrak nilai unit penyertaan reksadana pendapatan tetap adalah intensnya penurunan suku bunga yang dilakukan oleh BI (Bank Indonesia). Sepanjang 2019 Bank Indonesia melakukan pemotongan suku bunga acuan hingga turun ke angka 5 %.
Hal tersebut berpengaruh terhadap kenaikan harga obligasi. Apalagi sentimen pasar terhadap perlambatan ekonomi global membuat para investor memilih untuk berinvestasi pada instrumen resiko rendah seperti obligasi. Permintaan yang naik terhadap obligasi sekaligus membuat reksadana pendapatan mengalami kenaikan demand.
Infovesta Fixed Income Index yang dapat menjadi acuan pertumbuhan reksadana pada jangka waktu tertentu menunjukkan bahwa reksadana pendapatan tetap tumbuh hingga kisaran 9% sepanjang tahun 2019. Dapat anda lihat pada grafik di bawah :
Jadi bagaimana rekan investor ? tertarik berinvestasi di reksadana pendapatan tetap ?
Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu jenis reksadana yang masih masuk cakupan para pengoleksi investasi konservatif dengan fluktuasi dan resiko cukup rendah akan tetapi berpotensi memiliki return yang cukup baik, yaitu reksadana pendapatan tetap. Profil resiko reksadana pendapatan tetap berada di tengah-tengah reksadana pasar uang yang paling low risk dan reksadana campuran yang sedikit menyentuh profil high risk.
Mengenal Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap atau fixed income fund adalah jenis reksadana yang mengalokasikan paling tidak 80 persen dari dana kelolaannya ke dalam bentuk obligasi, sukuk atau surat utang. Berbeda dengan reksadana pasar uang yang menginvestasikan 100 persen dari dana yang terkumpul ke instrumen pasar uang seperti deposito serta obligasi berjangka waktu 1 tahun, obligasi yang dimiliki oleh reksadana pendapatan tetap memiliki jatuh tempo di atas 1 tahun.
Frase pendapatan tetap memiliki keterkaitan terhadap nature reksadana ini yang secara berkala memberikan timbal balik berupa bunga yang biasanya berbentuk kupon kepada para pemegangnya. Sebagian besar manajer investasi akan menginvestasikan kembali kupon tersebut, dengan tujuan mengoptimalkan hasil investasi.
Keuntungan Reksadana Pendapatan Tetap Serta Resikonya
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita ambil salah satu instrumennya yaitu obligasi. Obligasi adalah bentuk pengakuan utang dari pihak pemberi ke pihak penerima obligasi. Pihak penerima atau pembeli obligasi akan memberikan sejumlah modal kepada pihak pemberi yang nantinya akan dimanfaatkan pihak pemberi (bisa berupa perusahaan atau pemerintah) untuk mengembangkan usaha mereka. Sebagai imbalan, pihak pemberi akan membayarkan pokok utang secara periodik dan bunga pinjaman.
Harga obligasi sendiri sangat erat kaitannya dengan penurunan atau kenaikan suku bunga. Saat suku bunga turun harga obligasi akan naik yang secara langsung akan mengerek kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Sebaliknya bila suku bunga naik, nilai obligasi akan turun dan berimbas pada turunnya NAB reksadana pendapatan tetap.
Bisa kita ambil kesimpulan bahwa keuntungan maupun resiko yang dihadapi reksadana pendapatan tetap dipengaruhi dari performa investasi yang dipilih oleh manajer investasinya, serta faktor ekonomi external seperti suku bunga. Anda juga dapat menghitung sendiri keuntungan sebuah reksadana.
Performa Reksadana Pendapatan Tetap Di 2019
Hal tersebut berpengaruh terhadap kenaikan harga obligasi. Apalagi sentimen pasar terhadap perlambatan ekonomi global membuat para investor memilih untuk berinvestasi pada instrumen resiko rendah seperti obligasi. Permintaan yang naik terhadap obligasi sekaligus membuat reksadana pendapatan mengalami kenaikan demand.
Infovesta Fixed Income Index yang dapat menjadi acuan pertumbuhan reksadana pada jangka waktu tertentu menunjukkan bahwa reksadana pendapatan tetap tumbuh hingga kisaran 9% sepanjang tahun 2019. Dapat anda lihat pada grafik di bawah :
Jadi bagaimana rekan investor ? tertarik berinvestasi di reksadana pendapatan tetap ?